Wisata Kopi Luwak di Lawang, Penuh Kenangan Menyasikan

Wisata Kopi Luwak di Lawang, Penuh Kenangan Menyasikan


Kalau ingin berwisata ke Kabupaten Malang sesekali kamu melirik Malang bagian utara. Tentu bukan wisata pantai yang menjadi andalan Kabupaten Malang yang akan bisa kamu nikmati di sana.

Bagi kamu para penikmat kopi, di Kabupaten Malang bagian utara ada desatinasi wisata yang siap mengajakmu belajar banyak tentang kopi. Khususnya, kopi luwak.

Namanya wisata Kopi Luwak Cikole (KLC) Lawang. Lokasinya berada di Jalan Tegalrejo No 22, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Nama Cikole mengandung arti air kental.yang manis. Memang terkesan asing di Malang karena nama ini diambil dari Bahasa Sunda. Memang benar, wisata ini merupakan cabang kopi luwak Lembang Bandung. Wisata KLC Lawang ini konon menjadi satu-satunya wisata edukasi kopi luwak di Jawa Timur.

Ketika berkunjung ke sana, ada suasana berbeda yang dirasakan. Pemandangan alam nan indah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena posisinya memang berada di Lereng Gunung Arjuno.

Bangunan kafe ini terbuat dari bambu dan jerami sehingga semakin menegaskan bahwa tempat ini lekat dengan aura pedesaaan.

Begitu sampai di lokasi, pengunjung akan melewati pintu masuk dengan lebar 1,5 meter. Di kanan kirinya berjajar tanaman kopi arabica dan robusta.

Wisata yang baru dibuka 27 Desember 2017 ini terbilang baru lantaran masih jarang masyarakat yang tahu.

Meskipun, untuk urusan kopi, Kabupaten Malang memang sudah terkenal sebagai penghasil kopi terbaik dan namanya sudah go internasional dengan hadirnya Kopi Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo dan Dampit (Amstirdam).

Salah satu pengelola Kopi Luwak Cikole Lawang, Sita menjelaskan konsep wisata KLC ini sengaja dihadirkan untuk memberikan edukasi kepada pengunjung bagaimana proses pengolahan kopi luwak seperti yang dilakukan di Bandung.

"Jadi kami akan membawa pengunjung berkeliling ke tempat penangkaran luwak, bagaimana proses pengolahan kopi hingga menjadi kopi luwak yang siap dinikmati," kata Sita, Minggu (18/2/2018) sore.

Sita menerangkan jumlah luwak yang ada di KLC sekitar 22 ekor jenis Luwak Pandan. Alasan memakai luwak pandan karena hewan ini memakan biji kopi jenis arabica yang bagus.

"Luwak ini tidak makan kopi setiap hari. Ada jadwalnya sendiri. Untuk jadwal makan kopinya seminggu dua kali yakni Senin dan Kamis saja," jelas perempuan berhijab itu.

Wisata yang cukup Murah

"Kalau luwaknya makan kopi setiap hari akan mati. Jadi ada selingan makanannya selain Senin dan Kamis. Luwak diberi makan nasi goreng dicampur kecap, pisang dan pepaya," ucapnya.

Usai melihat penangkaran luwak, petugas akan memberikan edukasi proses pemisahan kotoran luwak dengan biji.

Kopi lalu dibersihkan dan dikeringkan. Setelah itu dibawa ke ruang produksi untuk disortasi, roasting, grinding hingga packaging.

"Kopi yang dihasilkan luwak pandan ini memiliki tiga macam rasa yaitu kopi arabica original tanpa campuran, stamina dicampur jahe dan gingseng dan 3 in 1 dicampur gula. Jadi pengunjung bebas memilih kopi mana saja sesuai selera," bebernya.

Sita mengatakan untuk harga kopi original Rp 60 ribu per cangkir, kopi stamina Rp 70 ribu dan kopi 3 in 1 Rp 55 ribu. Di wisata ini wisatawan bisa menikmati fasilitas waterpark dengan hanya membayar Rp 15 ribu saja.

"Pengunjung bisa menikmati kopi di area resto dan cafe KLC dengan suguhan pemandangan lereng Gunung Arjuno. Wisatawan juga bisa berfoto bersama luwak. Ada petugas yang setiap waktu siap mendampingi," paparnya. Dijelaskan, setiap weekend, jumlah kunjungan mencapai 500 orang dan weekday sekitar 100 orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Bingung, Berikut Cara Membuat Kopi Tubruk yang Baik dan Benar

Berikut Adalah 5 Cara untuk Mendapatkan Kopi yang Segar

Anda Harus Tahu, Berikut 5 Kopi Termahal yang Ada di Dunia